Hari akhir sering kali diperbincangkan oleh sebagian umat manusia. Meski diperbincangkan namun tidak banyak yang mencoba bersiap untuk menyambut kehadirannya. Memang di sana ada beberapa golongan manusia yang menyikapi tentang kehidupan yang lain ini, dan ada pula yang mengingkarinya, ada yang ragu dan ada pula yang beriman kepadanya yang disebutkan terakhir adalah orang-orang mukmin yang bertakwa kepada Alloh ‘Azza wa Jalla.
Alloh ‘Azza wa Jalla berfirman, yang artinya: “alif lam mim, inilah alkitab yang tidak ada keraguan didalamnya, petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa yaityu yang beriman dengan hal-hal yang ghoib.…” (QS: Al-Baqarah: 1-5)
Orang-orang mukmin merekalah yang percaya secara pasti tentang datangnya hari tersebut, diawali dengan kehidupan di alam kubur kemudian Alloh ‘Azza wa Jalla bangkitkan manusia dari kubur mereka, dihisab dan dibalas perbuatan mereka sehingga penduduk surga menempati tempat mereka dan penduduk neraka menempati tempat mereka pula.
Beriman kepada hari akhir meliputi 2 hal:
- yaitu beriman kepada adanya kebangkitan dan dihimpunkannya manusia. Setelah kematian seluruh manusia, Alloh ‘Azza wa Jalla kemudian menghidupkan kembali orang-orang mati dari kubur mereka serta dikembalikan setiap ruh kepada tubuhnya lalu bangkitlah umat manusia untuk menghadap kepada tuhan mereka. Mereka dihimpunkan dan dikumpulkan didalam suatu keadaan tanpa alas kaki, telanjang tanpa berpakaian dan belum berkhitan. Alloh ‘Azza wa Jalla berfirman, yang artinya: “kemudian sesudah itu sesungguhnya kalian benar-benar akan mati , kemudian sensungguhnya kamu sekalian akan dibangkitakan dari kuburmu dihari kiamat” (QS: Al – Mukminun: 15-16)
Tentang penghimpunan dan pengumpulan manusia, Rasululloh ShalAllohu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “pada hari kiamat manusia dikumpulkan dalam keadaan tanpa alas kaki, telanjang dan tanpa dihitan” (mutafaqun alaih)
- Beriman dengan hisab (perhitungan amal) dan mizan atau (timbangan amal) Allah menghitung amal setiap manusaia berdasarkan amal yang mereka lakukan di dunia. Barang siapa termasuk ahli tauhid dan taat kepada Alloh ‘Azza wa Jalla serta rasulNya ia akan mendapatkan perhitungan yang mudah dan ringan. Sebaliknya barang siapa termasuk ahli syirik dan maksiat akan mendapati hisab yang sulit dan berat.
Selanjutnya amal perbuatan itu ditimbang dalam timbangan kebaikan diletakkan dalam suatu bejana timbangan dan keburukan diletakkan dalam bejana yang lain . barang siapa yang kebaikannya lebih berat dari pada keburukannya maka termasuk penduduk surga, sebaliknya segala keburukan lebih berat, maka termasuk penduduk neraka.
Firman Alloh ‘Azza wa Jalla berkaitan dengan perhitungan amal ini, yang artinya: “Adapun orang yang diberi kitabnya dari sebelah kanan, maka dia akan dihitung amalnya dengan perhitungan yang mudah, dan dia akan kembali kepada kaumnyadengan tgembira. Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang dia akan berteriak celakalah aku dan dia akan masuk kedalam api yang menyala-nyala. ” (QS: Al-Insyiqoq: 7- 12)
Tentang Mizan Alloh ‘Azza wa Jalla berfirman, yang artinya: “Kami akan memasang timbangan yang tepat/adil pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang sedikitpun . dan jika amalan itu hanya sebesar biji sawi pun pasti kami mendatangkan (pahala)-Nya. Dan cukuplah kami sebagai pembuat perhitungan” (QS: Al Anbiyaa’: 47)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar